Selasa, 12 Januari 2010

Segala Tentang Leukoplakia

Jangan pernah menyepelekan bercak putih atau plak yang bertekstur tebal, kasar dan keriput dalam mulut Anda. Pasalnya, bisa jadi, bercak itu adalah leukoplakia.

Leukoplakia adalah salah satu penyakit yang menyerang rongga mulut. Umumnya, penyakit ini diderita oleh orang berusia 40 tahun ke atas. Pola hidup tak sehat, hobi menenggak minuman beralkohol, dan kebiasaan merokok adalah penyebab utamanya.
Namun, dalam perkembangannya terkini, penyakit ini juga menyerang anak-anak usia muda.

"Banyak orang baru berusia 30 tahun sudah menderita leukoplakia," ajar Juliani Kusumaputra Isbandiono, dokter gigi yang juga dokter spesialis bedah mulut dan maksilofasial di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Gejala serangan penyakit ini umumnya diawali dengan bercak putih kecil di sekitar rongga mulut. Dalam prosesnya, bercak ini akan membesar dan semakin melebar serta tebal. "Berbeda dengan jamur, bercak putih leukoplakia umumnya sulit dihapuskan," kata Juliani.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Tri Erri Astoeti menambahkan, biasanya bercak putih ini menyerang lapisan dinding terluar rongga mulut alias mukosa, sisi pipi, lidah, dan juga gusi.

Dari keempat bagian mulut itu, mukosa adalah bagian yang paling wring terserang. Maklum, bagian mulut inilah yang paling sensitif terhadap berbagai serangan penyakit rongga mulut. "Bagian ini juga sering mengalami iritasi," imbuh Tri.

Tri bilang, sampai saat ini, belum ada penelitian yang secara spesifik menyebutkan penyebab leukoplakia. Tapi, berdasarkan analisa dokter di seluruh dunia, faktor yang bisa memicu penyakit ini adalah iritasi kimia yang terjadi karena tembakau.

Orang yang mempunyai kebiasaan mengunyah atau bahkan hanya mengendus tembakau sangat besar potensinya terserang penyakit ini. Tiga dari empat dari pengguna rutin produk tembakau tanpa asap berpotensi terserang leukoplakia, bahkan ketika tembakau menyentuh pipi mereka.

Rokok juga bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit ini. Asap rokok dan panas yang terjadi pada waktu merokok akan mengakibatkan iritasi. Faktor lain yang juga diduga bisa menyebakan leukoplakia adalah iritasi akibat gigitan gigi yang tajam, serta kebiasaan jelek menggigit jaringan mulut maupun lidah.

Gejalanya mirip sakit gigi
Tidak ada gejala spesifik yang bisa menjadi tanda-tanda penyakit ini. Penderita leukoplakia umumnya juga tidak mengeluhkan rasa nyeri. Namun, plak atau bercak putih pada lapisan dinding mulut ini akan sangat sensitif terhadap rangsangan sentuh, makanan pedas, dan panas. "Gejalanya mirip sakit gigi," ujar Tri.

Pada stadium awal, tanda penyakit ini adalah bercak putih yang kadangkadang berwama kehintan. Permukaannya licin, rata, dan berbatas jelas. Pada tahap ini, belum ada indurasi atau benjolan. Pada stadium kedua, bercak ini biasanya mulai terasa kasar yang disertai dengan benjolan.

Di stadium tiga, bercak tampak sangat menonjol, berwarna putih, tetapi tidak mengkilap. Benjolan menyebabkan permukaan menjadi kasar dan berlekuk-lekuk. Jika sudah menyentuh stadium ini, leukoplakia berpontensi sudah menjadi tumor ganas.

Karenanya, para dokter menyarankan, jika melihat bercak putih di rongga mulut, sebaiknya Anda langsung memeriksakan diri ke dokter agar lebih mudah penyembuhannya.

Atasi Leukoplakia, dari Terapi sampai Pembedahan
Kelainan di rongga mulut atau leukoplakia umumnya tidak menimbulkan kerusakan yang serius pada jaringan mulut. Pada beberapa kasus, leukoplakia hanya akan menimbulkan peradangan yang membuat penderita merasa tak nyaman.

Meski begitu, penyakit ini tidak bisa dianggap sepele. Jika sudah terjadi komplikasi, penyakit ini bisa menjadi awal timbulnya penyakit yang lebih serius, yakni kanker mulut. Kelainan ini akan cepat menjadi kanker mulut jika penderita leukoplakia kekurangan asupan vitamin.

Kanker mulut ini akan mulai terbentuk di sekitar bercak leukoplakia sebelum kemudian menyebar dan semakin menadi besar. Untuk memantau apakah leukoplakia sudah berubah menjadi kanker mulut, biasanya dokter akan melihat bercak tersebut.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti yang juga dokter gigi Tri Erri Astoeti mengatakan, untuk memastikan leukoplakia ganas atau tidak, atau bahkan sudah menjadi kanker atau belum, ia memerlukan tes sampel sel atau sering dikenal dengan istilah biopsi.

"Bila ditemukan tanda-tanda keganasan, akan dilakukan terapi pembedahan, seperti halnya dalam kasus kanker mulut," ujarnya.

Dokter spesialis bedah mulut dan maksilofasial Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur, Juliani Kusumaputra Isbandiono, menambahkan, sekitar 80 persen kasus leukoplakia adalah leukoplakia jinak. "Sisanya 20 persen adalah leukoplakia ganas yang berpotensi menimbulkan kanker mulut," katanya.

Dalam stadium awal, leukoplakia bisa disembuhkan dengan terapi untuk menghilangkan seluruh iritasi yang ada di sekitar rongga mulut. Biasanya, obat antijamur akan diberikan secara terus-menerus selama satu sampai dua minggu.
Namun, jika bercak putih sudah meluas, akan dilakukan pengangkatan lesi atau bercak putih lewat proses pembedahan.

Pada kasus pasien yang mengalami kekurangan vitamin, perawatan dengan pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C sangat dianjurkan. Peran vitamin C dalam nutrisi adalah untuk membantu pembentukan substansi semen intersellular yang penting untuk membangun jaringan penyangga. "Tapi, kalau leukoplakia sudah tahap lanjut, pemberian vitamin tidak banyak membantu," papar Juliani.

Fungsi vitamin C sejatinya hanya untuk perawatan pendukung. Vitamin ini dapat mempercepat regenerasi jaringan sehingga dapat mempercepat penyembuhan.

"Prinsip pencegahan leukoplakia adalah menghindari iritasi kronis pada mukosa mulut dan menjaga keseimbangan pola makan, antara vitamin sebagai antioksidan dan nutrisi lainnya," ujar Tri(by Kompas.com Rabu, 13 Jan 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar